Tuesday, November 19, 2013

Manusia dan keadilan

Manusia dan Keadilan

Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ektrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, 
maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. 
Begitupun sebaliknya.
ada berbagai macam keadailan yaitu :
B. Keadilan Sosial
Berbicara tentang keadilan, Anda tentu ingan dasar negara kita ialah Pancasila. Sila kelima Pancasila berbunyi : “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan atau ketidak adilan setiap hari.

C. Berbagai Macam Keadilan 
a. Keadilan Legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
 
b. Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama.
 
c. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.

D. Kejujuran
  Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada.
Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-erbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.
Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang ujur lebih baik daripada orang pandai yang lancung.


E. Kecurangan
      Curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbn kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat diselilingnya hidup menderita.






Manusia dan Pandangan Hidup
Setiap manusia memiliki pandangan hidup. Padangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran menusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu terdiri dari 4 macam :
  1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
  2. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
  3. Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya
  4. yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis liniear yang makin tinggi, dengan kata lain cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan? Hal itu tergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan, dan yang ketiga adalah seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehiingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak yang berkemauan keras ingin mencapai apa yang dicita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang mempelancar tercapainya suatu cita-cita.
Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setingga bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya, demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu. Apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita. Sementara itu ada lagi anjuran agar seseorang menempatkan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah mengatakan “ bayang-bayang setinggi badan”, yang artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang bertahap mencapai apa yang di idam-idamkan. Pada umunya dilakukan dengan penuh perjitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilaluinya.
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai denagn norma-norma agama dan etika. Kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamahterhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua. Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environment). Faktor ketiga adalah pengalaman yang khas yang pernah dipeorleh. Baik pengalaman pahit yang bersifat negatif, maupun pengalaman manis yang bersifat positif, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.

Manusia dan Penderitaan


Manusia dan Penderitaan

Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain lain.
Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.
Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut.
Rasa takut itu justru sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu datang menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin masuia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Kita sudah tahu bahwa faktor faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.

Siksaan
Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka, dosa dan akhirnya Firman Allah SWT. dalam kitab suci Al-Quran. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al-Quran terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini.
Dalam Al-Quran surat-surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah didunia fana ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini, karena itu tugas para ahli agama.
Berbicara tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.
Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung.

Manusia dan cinta kasih sama manusia

Manusia dan Cinta kasih sama manusia

Di setiap kehidupan semua makhluk hidup seperti hewan, manusia dan tumbuhan pasti memiliki rasa cinta dan kasih kepada sesama makhluk hidup. Mungkin hanya caranya saja yang berbeda untuk menunjukkan rasa cinta kasih terhadap sesama makhluk hidup. Khususnya untuk makhluk hidup yang bernama manusia, pasti anda semua sudah mengetahui bahwa manusia tidak bisa terlepas dengan yang namanya cinta kasih. Cinta kasih pada manusia bisa digolongkan menjadi empat yaitu:
  1.   Cinta kasih manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  2.  Cinta kasih manusia terhadap manusia
  3. Cinta kasih manusia terhadap tumbuhan dan hewan

Kita akan membahas satu-persatu cinta kasih manusia terhadap Tuhan, manusia itu sendiri, tumbuhan dan hewan.

     1. Cinta kasih manusia terhadap Tuhan


Cinta kasih terhadap Tuhan adalah cinta kasih yang sangat suci, karena di dalam semua agama pasti diajarkan untuk mencintai dan mengasihi Tuhan melebihi diri kita sendiri. Cinta kasih manusia terhadap Tuhan bisa di tunjukkan dengan selalu menjalankan perintah-NYA dan menjauhi segala larangan-NYA serta menjalankan perintah-perintah yang terdapat di dalam kitab suci.  Karena dengan lcara seperti itu, kita bisa mengerti dan memahami cara yang baik untuk berbagi cinta kasih kita kepada semua makhluk hidup.

2. Cinta kasih manusia terhadap manusia

Bila kita membicarakan cinta kasih manusia terhadap manusia banyak hal yang bisa dilakukan untuk berbagi cinta kasih tersebut. Seperti dengan saling menghormati dan menghargai, saling membantu sesama, tidak bertindak semena-mena. Dan saling menjaga silahturahmi kepada sesama manusia.

3. Cinta kasih manusia terhadap tumbuhan dan hewan

Cinta kasih terhadap tumbuhan dan hewan adalah cinta kasih yang tak kalah penting, karena manusia bisa menghirup oksigen dengan bebas dan puas karena bantuan dari tumbuhan dan manusia bisa menanam padi dengan bantuan kerbau yang membajak sawah untuk menggempurkan tanah. Oleh karena itu manusia harus mempunyai cinta kasih terhadap hewan dan tumbuhan dengan cara menjaga kelestarian hidup mereka, tidak mengeksploitasi tumbuhan dan hewan demi keuntungan diri sendiri. Karena di bumi ini manusia, hewan dan tumbuhan saling berkaitan guna mewujudkan tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk di tempati sampai generasi berikutnya.

jadi kita sebagai manusia harus saling menyayangi dan menghormati tidak di tentukan oleh derajat dan martabat,
walaupun dengan bintang sekalipun kita hrus menyayangi mereka :)